ASKEP KELUARGA
-->
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengertian dan Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggungjawab keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & Grace, 2001).
Tujuan asuhan keperawatan keluarga (Kozier & Erb, 1995; Friedman, 1998; Mc Closkey & Grace, 2001) adalah sebagai berikut :
1. Memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga.
2. Menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga.
4. Meningkatkan produktivitas klien dan keluarga.
5. Meningkatkan kualitas keluarga.
Karakteristik “Keluarga Indonesia Berkualitas” menurut BKKBN (2003) adalah :
1. Sejahtera
2. Sehat
3. Maju
4. Jumlah anak ideal
5. Harmonis
6. Berwawasan
8. Berjiwa mandiri
9. Bertakwa
Misi Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga Berkualitas
Misi memberikan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas adalah sebagai berikut :
1. Memberdayakan keluarga untuk membangun setiap anggota keluarganya agar dapat memilihara kesehatan yang optimal.
2. Membina kemitraan dengan keluarga sehingga dapat mandiri dan meningkatkan ketahanan keluarga.
3. Meningkatkan peran keluarga dalam prevensi primer, sekunder, dan tersier di bidang kesehatan.
4. Mewujudkan kesehatan sebagai hak setiap individu dalam anggota keluarga.
5. Mempersiapkan SDM yang berkualitas dengan peran serta aktif keluarga sehingga memiliki karakter yang kuat dan cerdas.
Menggunakan Proses Keperawatan Sebagai Pendekatan Penyelesaian Masalah.
Pengkajian
Pengkajian keluarga
1. Identifikasi data demografi dan sosiokultural termasuk lokasi.
2. Agama yang dianut dan kaitannya dengan kondisi kesehatan saat ini.
3. Lingkungan rumah termasuk lambang-lambang yang ditampilkan.
4. Struktur keluarga
5. Fungsi dasar keluarga
6. Perkembangan keluarga dan tugas perkembangan yang dilaksanakan.
7. Strategi yang digunakan keluarga bila stress dan mekanisme koping.
8. Pengkajian pelaksanaan tugas kesehatan keluarga.
9. Bahasa pengantar yang digunakan keluarga.
10. Hubungan keluarga dengan tetangga dan antar keluarga yang berhubungan darah.
11. Pendidikan
12. Sistem dan sumber pendukung yang tersedia untuk keluarga.
Pengkajian anggota keluarga
1. Pengkajian fisik setiap anggota keluarga
2. Pengkajian mental setiap anggota keluarga
3. Pengkajian emosional setiap anggota keluarga
4. Pengkajian sosial setiap anggota keluarga
5. Pengkajian spiritual setiap anggota keluarga
6. Pengkajian terlaksananya tugas perkembangan individu
Diagnosis keperawatan keluarga
Masalah keperawatan adalah bidang garapan keperawatan yang harus diatasi oleh perawat. Bidang garapan keperawatan adalah kesenjangan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pada tingkat individu, keluarga, atau komunitas. Pada asuhan keperawatan keluarga, bidang garapan keperawatan adalah kesenjangan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pada tingkat keluarga, disebut juga sebagai masalah keperawatan keluarga. Etiologi yang menyebabkan masalah dalam keperawatan keluarga adalah tidak optimalnya tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah kemampuan mengenal masalah kesehatan, kemampuan mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan memodifikasi lingkungan untuk keluarga agar tetap sehat dan optimal, serta kemampuan memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedian di lingkungannya.
PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM MELAKUKAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tingkat keman
|
| |||||||||||||
| |||||||||||||
|
|
Selanjutnya dilakukan penetapan prioritas diagnosis keperawatan keluarga melalui penentuan masalah yang bersifat sedang sakit atau deficit (aktual), ancaman atau risiko, dan kritis. Diagnosis keperawatan diintervensi sesuai dengan prioritas.
Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapkan sesuai prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kebutuhan klien. Perawat perlu menyeleksi sumber-sumber dalam keluarga yang dapat dimanfaatkan, serta memprioritaskannya.
Implementasi
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Implementasi diprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga.
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan mengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga diberikan kepada klien yang masih dirawat di rumah sakit, yaitu melalui kunjungan rumah, atau klien yang telah selesai dirawat di rumah sakit dalam rangka perawatan tindak-lanjut. Asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pula oleh perawat puskesmas sesuai wilayah kerjanya dalam bentuk kunjungan rumah untuk menemukan kasus (case finding) atau melalui peran serta kader kesehatan, yaitu perawatan tindak-lanjut terhadap klien yang berkunjung ke puskesmas atau berdasarkan rujukan dari rumah sakit setelah klien dirawat.
Pengkajian
Pengkajiaan yang dilakukan terhadap keluarga meliputi : identifikasi data demografi dan sosiokultural, lingkungan rumah, struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan keluarga, strategi yang digunakan keluarga bila stres, mekanisme koping, budaya hidup sehat yang diaktualisasikan sehari-hari oleh keluarga, lingkungan fisik-simbolik-sosial keluarga, dan bahasa yang digunakan.
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI KOMUNITAS
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI KOMUNITAS
Pengkajian anggota keluarga meliputi : pengkajian fisik, pengkajian mental, pengkajian emosional, pengkajian sosial, dan pengkajian spiritual setiap anggota keluarga.
a. Data demografi dan sosiokultural keluarga
1. Nama KK.
2. Alamat dan Telefon.
3. Komposisi anggota keluarga yang satu dapur serta dilengkapi dengan
genogram (meliputi nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, tempat
dan tanggal lahir, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan kondisi kesehatan saat ini).
4. Tipe keluarga.
5. Suku dan pola kebiasaan yang dilakukan.
6. Agama dan pola kebiasaan yang dikalukan.
7. Status ekonomi (dikaji melalui uang yang telah dibelanjakan setiap hari,
seminggu sampai sebulan termasuk tabungan yang dimiliki).
8. Pola rekreasi keluarga, misalnya setiap hari biasa nonton televise, berenang atau
ke Mal, dan pola komunikasi yang dilakukan selama berekreasi tersebut.
b. Data lingkungan rumah (termasuk denah dan pola membersihkan di dalam dan diluar rumah serta keadaan saat dilakukan pengkajian.
c. Struktur keluarga.
d. Fungsi keluarga.
e. Perkembangan keluarga dan tugas yang telah dilakukan.
f. Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi stress dan mekanisme koping yang
di gunakan.
g. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang telah dilakukan.
h. Pengkajian anggota keluarga meliputi :
1. Pengkajian fisik
2. Pengkajian mental.
3. Pengkajian emosional.
4. Pengkajian social.
5. Pengkajian spiritual setiap anggota keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis tunggal yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan di rumah sakit. Diagnosis keperawatan keluarga terdiri dari tiga komponen, yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah satu dari lima tugas keluarga yang paling dominan menyebabkan masalah keperawatan tersebut. Sebagai contoh, risiko gangguan tumbuh-kembang pada balita X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dalam merawat anggota keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dapat bersifat potensial, risiko, atau aktual. Diagnosis keperawatan keluarga yang bersifat potensial merupakan diagnosis bahwa keluarga tersebut memiliki potensi yang memadai untuk berkembang lebih baik. Jadi, diagnosis keperawatan keluarga yang bersifat potensial merupakan suatu keadaan perkembangan keluarga kearah sejahtera.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat keluarga harus mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan. Tiga kelompok besar dalam tipologi masalah kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan. Yang termasuk ancaman kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit keturunan.
2. Keluarga atau anggota yang mengidap penyakit menular.
3. Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan
dan sumber daya keluarga.
4. Risiko terjadi kecelakaan dalam keluarga.
5. Kekurangan atau kelebihan gizi.
6. Keadaan yang dapat menimbulkan stress.
7. Sanitasi lingkungan yang buruk.
8. Kebiasaan yang merugikan kesehatan.
9. Sikap kepribadian yang melekat.
10. Riwayat persalinan sulit.
11. Aktivitas permainan yang tidak sesuai.
12. Imunisasi anak tidak lengkap.
b. Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan memantapkan kesehatan.
c. Situasi kritis adalah kondisi di saat individu atau keluarga banyak dituntut
untuk menyesuaikan diri, termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
Yang termasuk situasi kritis adalah perkawinan, kehamilan, persalinan,
masa nifas, menjadi orang tua, penambahan anggota keluarga, abortus,
anak masuk sekolah, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga,
dan pindah rumah. Ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan dan keperawatan termasuk kondisi kritis. Macam-macam
kondisi kritis adalah sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan karena hal-hal
sebagai berikut:
a) Kurang pengetahuan atau tidak mengetahui fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat karena hal-hal sebagai berikut :
a) Keluarga tidak memahami dan mengenal sifat dan luasnya masalah.
b) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.
c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga.
d) Keluarga tidak sanggup memilih tindakan di antara beberapa pilihan.
e) Ketidakcocokan pendapat terjadi antar anggota keluarga.
f) Keluarga tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada.
g) Keluarga takut mendapat akibat dari tindakan yang akan dilakukan.
h) Keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.
i) Fasilitas kesehatan tidak terjangkau.
j) Keluarga kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.
k) Keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan yang diharapkan.
3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit karena hal-hal
sebagai berikut :
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit.
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
c) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
d) Ketidakseimbangan sumber yang ada dalam keluarga.
e) Sikap negatif terhadap anggota yang sakit.
f) Konflik individu dalam keluarga.
g) Sikap dan pandangan hidup.
h) Perilaku yang mementingkan diri sendiri.
4. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
karena hal-hal sebagai berikut :
a) Sumber dari keluarga tidak cukup.
b) Kurang mampu memelihara keuntungan dan manfaat dari pemeliharaan lingkungan rumah.
c) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
d) Konflik personal dalam keluarga.
e) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.
f) Sikap dan pandangan hidup.
g) Ketidakkompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri.
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk
memelihara kesehatan karena hal-hal sebagai berikut :
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.
c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga kesehatan.
d) Pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan
e) Rasa takut akibat dari tindakan
f) Fasilitas yang diperlukan tidak terjangkau.
g) Tidak ada fasilitas yang diperlukan
h) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
i) Sikap dan falsafah hidup.
Menentukan prioritas masalah
Prioritas masalah keperawatan dilakukan setelah analisa data. Masalah perlu di prioritaskan karena pertimbangan sebagai berikut:
1. Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu.
2. Sumber daya yang dimiliki keluarga dan komunikasi terbatas.
3. Keterbatasan IPTEK keperawatan yang dikuasai perawat keluarga.
4. Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-beda.
5. Waktu yang dimiliki terbatas.
6. Mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang ditimbulkan akibat masalah inti tersebut.
Berdasarkan sifat atau tipologi masalah, penilaian masalah adalah sebagai berikut:
1. Ancaman kesehatan (2): keadaan yang dapat berisiko terjadinya penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam mempertahankan kesehatan optimal. Misalnya: riwayat penyakit keturunan, risiko tertular, risiko kecelakaan, dan lain-lain.
2. Kurang sehat (3): suatu keadaan sedang sakit atau gagal mencapai kesehatan optimal. Misalnya: keadaan sedang sakit dan kegagalan tumbuh kembang.
3. Krisis (1): suatu keadaan individu atau keluarga memerlukan penyesuaian lebih banyak dalam hal sumber daya yang dimiliki. Sebagai contoh: kehamilan aborsi, lahir diluar nikah, dan kehilangan orang yang dicintai.
Kemungkinan masalah dapat diubah adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah keperawatan atau mencegah masalah bila adatindakan tertentu. Pemberian nilainya adalah dengan mudah (2), hanya sebagian (1), dan tidak dapat diubah (0).
Potensi masalah untuk dapat dicegah adalah sifet dan beratnya masalah keperawatan yang akan terjadi bila dapat dikurang atau dicegah. Pemberian nilainya adalah tinggi (3), cukup (2), dan rendah (1).
Menonjolnya masalah adalah cara keluarga memandang dan menilai masalah keperawatan berkaitan dengan berat dan mendesaknya untuk segera diatasi. Pemberian nilainya adalah masalah berat dan harus segera diatasi (2), masalah dirasakan, tetapi tidak perlu segera diatasi (1), dan masalah tidak dirasakan (0).
Tabel 3.1 Penghitungan prioritas
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
1
|
Sifat Masalah
|
1
| ||
Ancaman
|
2
|
Misal: 2/3 X 1
| ||
Kurang Sehat
|
3
| |||
Krisis
|
1
| |||
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2
| ||
Dengan mudah
|
2
| |||
Hanya sebagian
|
0
|
½ X 2
| ||
Tidak dapat
|
1
|
Komentar
Posting Komentar